Pages

Thursday, 20 February 2014

Musik Jazz: Otak Dapat Memproses Bahasa dan Musik Sekaligus

Otak para musisi jazz memiliki spontanitas yang tinggi, improvisasi dalam bermusik menunjukkan adanya aktifitas yang tinggi pada area otak yang terkait dengan bahasa lisan dan sintaks, yang digunakan untuk menafsirkan struktur frasa dan kalimat. Tetapi menurut study dari Johns Hopkins, jenis musik ini juga dapat menurunkan aktifitas pada area otak yang berkaitan dengan semantik, yaitu area yang digunakan untuk menafsirkan arti bahasa lisan.
Studi yang dilakukan oleh Johns Hopkins menggunakan Fuctional Magnetic Resonance Imaging (FMRI), untuk dapat melacak akftitas otak para musisi jazz dalam melakukan Trading Fours, yaitu sebuah proses dimana musisi berpastisipasi dalam pertukaran instrumental yang terjadi secara spontan dan terus menerus, biasanya empat kolom pada durasinya. Para musisi dapat menampilkan suatu melodi baru dalam menanggapi masing-masing ide musik, menguraikan dan memodifikasinya selama pertunjukkan.
Hasil dari studi tersebut menunjukkan bahwa daerah otak yang memproses sintaks (makna bahasa lisan) tidak hanya terbatas pada bahasa percakapan saja. Hal ini diungkapkan oleh Charles Limb, M.D, seorang seorang profesor di Departemen THT-Bedah Kepala dan Leher di Johns Hopkins University School of Medicine. Sebaliknya, menurut Limb, otak menggunakan daerah sintaksis untuk memproses komunikasi secara umum, baik melalui bahasa ataupun melalui musik.
Charles Limb, yang adalah seorang musisi dan melakukan sumpah fakultas di Peabody Conservatory, mengatakan bahwa mempelajari tentang hubungan yang kompleks antara musik dan bahasa merupakan suatu terobosan baru yang sangat penting.
"Sampai saat ini, studi tentang bagaimana otak memproses komunikasi verbal antara dua individu hanya dilakukan dalam konteks bahasa lisan," kata Limb, dalam laporan tentang pekerjaan yang ditrerbitkan secara online 19 Februari pada jurnal PLoS ONE . "Tapi adanya musik jazz memungkinkan kita menyelidiki dasar interaksi neurologis. Komunikasi musik seperti itu terjadi di luar bahasa lisan.
“Dalam penelitian ini, kami telah menunjukkan ada perbedaan mendasar antara bagaimana makna dari musik dan makna dari bahasa lisan diproses oleh otak. Pada dasarnya, sintaks merupakan kunci dari jenis komunikasi musikal seperti ini, dan bukan proses semantik. Sementara itu, gagasan konvensional semantik tidak berlaku dalam pengolahan makna musik oleh otak.”
Untuk memperlajari respon otak terhadap improvisasi komunikasi musikal antara musisi, para ahli peneliti Johns Hopkins merekrut 11 orang pria yang berusia antara 25 samapi 56 tahun yang sangat mahir dalam memainkan alat musik piano. Pada setiap 1 sesi berdurasi 10 menit dari Trading Fours, salah satu musisi berbaring terlentang dalam mesin MRI dengan sebuah piano plastik kecil dipangkuannya, sementara kakinya diangkat dengan bantal. Sepasang cermin ditempatkan pada mesin tersebut, sehingga para musisi dapat melihat langsung ketika berada dalam mesin FMRI dan melihat penempatan jari-jarinya pada keyboard. Keyboard ini dibuat secara khusus sehingga tidak memiliki bagian yang terbuat dari logam yang dapat tertarik oleh magnet dalam mesin FMRI.
Improvisasi antara daerah aktif pada otak musisi yang terkait dengan pemrosesan sintaksis bahasa, disebut gyrus frontal dan posterior gyrus temporal superior rendah. Sebaliknya, pertukaran musik menonaktifkan struktur otak yang terlibat dalam pengolahan semantik, yang disebut gyrus sudut dan gyrus supramarginal.
 "Ketika dua musisi jazz tampak melamun sambil melakukan Trading Fours, mereka tidak hanya menunggu giliran mereka untuk bermain," kata Limb. "Sebaliknya, pada saat itu mereka menggunakan daerah sintaksis otak mereka untuk memproses apa yang mereka dengar sehingga mereka dapat merespon dengan memainkan deret nada baru yang sebelumnya belum pernah disusun atau dipraktekkan."

No comments:

Post a Comment