Pages

Monday, 19 October 2015

Contoh Kerangka Penelitian

TINGKAT PRESTASI PADA MAHASISWA YANG BEKERJA
DI LUAR JAM PERKULIAHAN.

    I.               LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi setiap peradaban yang ingin maju dan berkembang dari keterbelakangan. Pendidikan merupakan usaha membimbing seseorang menjadi manusia yang lebih baik yakni dengan jalan mengembangkan potensi yang dimiliki manusia  yang ada dalam dirinya. Dalam menghadapi era globalisasi dan tehknologi ini seharusnya mahasiswa menjadi manusia yang cerdas dan terampil.

Di Indonesia setiap anak yang sudah memasuki usia sekolah yakni antara 7-15 tahun ditekankan wajib mendapatkan pendidikan mulai dari SD sampai SMP yang merupakan syarat terendah untuk dapat memasuki lapangan kerja formal. Namun seseorang yang sudah menamatkan pendidikan di SMA/sederajat haruslah melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Hal ini tentu dimaksudkan agar setiap orang dapat memperoleh pendidikan dan keterampilan yang cukup dalam menghadapi masa kehidupannya dan memiliki daya saing yang memadai.
Untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak Indonesia maka pemerinyah juga membuat program wajib belajar 9 tahun, pencairan dana BOS dan pemerintah juga telah membuka SMP yang diperuntukkan bagi anak-anak yang putus sekolah, namun belum dapat menampung semua untuk anak-anak yang tidak memiliki ketidak mampuan dana dari orang tua. Tidak terkecuali  bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikannya tentu juga akan mendapatkan beasiswa bagi pemerintah. Namun tentu tidak semua mahasiswa mendapatkan beasiswa yang diinginkan. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa zaman sekarang adalah zaman yang harus menuntut manusia untuk memiliki pendidikan yang baik dan dihalangi dengan adanya biaya untuk pendidikan itu sendiri.  Sehingga menuntut mahasiswa untuk kreatif dalam mencari uang untuk biaya pendidikannya. Mereka menambah biaya perkuliahan mereka dengan cara bekerja di luar jam pelajaran, seperti mengajar di sekolah-sekolah lain, mengajar private, bekerja sebagai pelayan, penjaga toko dan lain-lain. Sementara beban Sistem Kredit Semester (SKS) selalu menuntut untuk segara diselesaikan. Namun  tidak menutup kemungkinan bahwa mereka bekerja hanya sekedar mengisi waktu luang, menyalurrkan bakat, atau alasan-alasan lainnya. Kasus-kasus seperti ini sering dijumpai di lingkungan kampus Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Untuk itulah penulis merasa tertarik untuk mengangkat permasalahan ini dalam suatu penelitian  “ Tingkat Prestasi Belajar Mahasiswa yang Bekerja di Luar jam Perkuliahan”

 II.               RUANG LINGKUP PERMASALAHAN
Untuk memperjelas masalah ini, maka ruang lingkup ini akan difokuskan oleh penulis pada Mahasiswa/i Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang berada dalam lingkungan kampus dan aktif dalam menjalankan perkuliahan. Sehingga rumusan masalah yang diambil dari latar belakang masalah yang akan dibahas adalah :
1.              Apa yang melatar belakangi mahasiswa kuliah sambil bekerja ?
2.              Bagaimana prestasi mahasiswa yang bekerja di luar jam perkuliahan?
3.              Jenis pekerjaan apa yang dilakukan mahasiswa di luar jam kuliah ?
4.              Apa yang dilakukan mahasiswa yang bekerja di luar jam perkuliahan untuk menyelesaikan SKS ?
5.              Apa kendala yang sering dihadapi mahasiswa dalam memenuhi tuntutan SKS ?
6.              Usaha apa saja yang dilakukan mahasiswa untuk menghadapi kendala-kendala nya ?

III.               TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang keadaan tingkat prestasi mahasiswa yang bekerja di luar perkuliahan . Namun secara terperinci tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban di bawah ini :
1.       Latar belakang mahasiswa kuliah sambil bekerja.
2.       Prestasi mahasiswa yang bekerja di luar jam perkuliahan
3.       Jenis pekerjaan yang dilakukan mahasiswa di luar jam kuliah.
4.       Hal yang dilakukan mahasiswa yang bekerja di luar jam perkuliahan untuk mengejar SKS.
5.       Kendala yang sering dihadapi mahasiswa dalam memenuhi tuntutan SKS.
6.       Usaha yang dilakukan mahasiswa untuk menghadapi kendala-kendala yang dihadapinya.



IV.               DESKRIPSI TEORI
A.    Mahasiswa Dan Aktivitas Belajar.
 Belajar di Perguruan Tinggi tentu berbeda dengan jenjang pendidikan lainnya seperti SD, SMP, SMA. Mahasiswa dituntut untuk belajar secara mandiri yang dapat kita lihat dalam aktivitas mahasiswa seperti pembuatan makalah pada setiap mata kuliah. Baik secara kelompok maupun secara pribadi. Makalah akan disajikan dan dipersentasikan kepada teman sebaya untuk di diskusikan, sementara dosen hanya sebagai pengamat dan pelurus jika diskusi menghadapi perbedaan pendapat.
Bahkan dalam kegiatan perkuliahan dosen hanya menjelaskan secara garis besarnya saja terhadap materi yang diajarkan, sedangkan untuk mendalamkan materi mahasiswa dituntut untuk mencari materi dari bebrbagai literatur, baik itu di jam perkuliahan maupun dalam jam perkuliahan.
Keadaan aktivitas belajar semakin memperjelas  bahwa mahasiswa alah masyarakat ilmiah. Dalam setiap aktivitas maupun cara berfikir dan mengeluarkan pendapat biasanya berdasarkan ilmu- ilmu yang mereka gali. Mahasiswa juga dituntut untuk tidak menerima informasi secara bulat-bulat begitu saja, akan tetapi mahasiswa harus mempunyai sikap skeptis (ragu-ragu) selanjutnya dengan cara berfikir lebih mendalam atau membuktikan berdasarkan pengamatan dan literatur yang dibaca lalu ia akan menyimpulkan informasi yang diterimanya itu.
Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk mampu belajar dan berprestasi dikampus, akan tetapi harus berprestasi diluar kampus. Mahasiswa harus dapat berbaur dan mengaplikasikan ilmunya di tengah  tengah masyarakat. Dimana mahasiswa adalah angen of change yang diharapkan dapat membawa perubahan Bangsa. Hal ini sesuai dengan tugas pokok mahasiswa dalam pembangunan adalah :
·              Melaksanakan pendidikan dan pengajaran
·              Melakukan penelitian
·              Pengabdian terhadap masyarakat
Ketiga tugas ini dapat kita kenal denga Tri Dharma Perguruna Tinggi. Untuk dapat menyelesaikan program pendidikannya maka mahasiswa harus mengikuti tahap Tri Dharma sebagai proses pendidikan.


a)            Pelaksanaan Pendidikan dan pengajaran
Hal ini diwujudkan dalam tatap muka di kelas yang terjadi pada saat jam mata kuliah, kegiatan akademik, atau mengerjakan segala tugas- tugas perkuliahan baik di kampus ataupun dirumah.
b)            Kegiatan Penelitian
Kegiatan ini lebih bersifat ilmiah dan melakukan penemuan baru ataupun menganalisis perubahan-perubahan ilmu. Kegiatan ini biasanya terwujud dalam penbuatan skripsi, tesis, atau disertasi.
c)            Pengabdian Pada Masyarakat
Hal ini sangat perlu dilakukan mahasiswa sebagai mengamalkan ilmu yang telah didapatnya. Dan biasanya terwujud dalam PPL ataupun Kuliah Kerja Nyata (KKN).

B.     Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa

1.      Faktor Internal:
a)                  Kesehatan Badan
Mahasiswa yang memiliki badan yang sehat tentu akan mempengaruhi kreatifitas belajarnya. Sebaliknya maha siswa yang sakit akan mengakibatkan kelemahan fisik daya kreatifitas belajar. Sehingga rangsangan yang diterima melalaui indranya tidak akan diteruskan ke otak terlebih-lebih jika mengalami sakit yang dapat menggangu proses belajar-mengajar dalam janga waktu yang lam. Tentu saja mahasiswa tersebut akan ketinggalan pelajarannya, dan mempengaruhi prestasi belajar negative.
b)                  Kekurangan Gizi
Bagi mahasiswa meskipun ia aktif dalam mengikuti perkuliahan, sering kali dari hasil belajarnya tidak membawa hasil yang memuaskan. Mahasiswa yang kurang mengkonsumsi makanan yang sehat tentu akan mempengaruhi proses belajarnya. Hal ini mengakibatkan penerimaan rang sangan pelajaran kurang, saraf otak tidak dapat bekerja secara optimal.
c)                  Postur Tubuh.
Meskipun mahasiswa memiliki kesehatan badan yang prima, namun karena memiliki kecacatan tubuh dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Hal ini mungkin dikarenakan adanya rasa minder dan tidak percaya diri. Sebagaimana yang dikatakan oleh M. Arifin M.Ed., :
“Panca indera manusia merupakan alat perlengakapan yang dapat membuka kenyataan alam seabga sumber pengetahuannya yang memungkinkan dirinya untuk menemukan hakikat kebenarannya yang diajarkan oleh agamanya, atau boleh Tuhannya. Panca indera manusia adalah merupakan pintu gerbang dari pengetahuan yang makin berkembang.”

Dari uraian di atas jelaslah bahwa keadaan atau kondisi fisik sangat mempengaruhi prestasi belajar setiap orang seperti mahasiswa.
d)                 Intelegensi
Intelegensi adalah suatu daya jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat didalam situasi yang baru. Mahasiswa yang memiliki tingkat intelegensi yang baik umumnya mudah belajar dan hasilnyapun cenderung baik. Begitu juga sebaliknya. sering terlihat anak yang intelegensi yang tinggi memiliki cara belajar yang cukup unik. Kadang mahasiswa yang sering mencatat apa yang telah dipaparkan oleh dosen dan temannya terkadang memiliki intelegensi yang biasa. Namun ada juga mahasiswa yang sangat jarang menulis tetapi memiliki tingkat hasil nbelajar yang memuaskan. Dosen cenderung menilai prestasi belajar mahasiswa melalaui kemampuan mahasiswa menangani dan menguraikan materi yang sedang diajarkan di kelas.
e)                  Bakat
Bakat ialah suatu kemampuan pembawaan yang potensial mengacu kepada perkembangan kemampuan akademik (ilmiah) dan keahlian (professional) dalam berbagai bidang kehidupan. Bakat adalah hal yang potensial yang dibawa oleh manusai sejak lahir. Bakat juga mempengaruhi prestasi belajar siswa.
f)                   Minat
Minat adalah motif yang menunjukkan arah perhatian seseorang terhadap obyek yang menyenangkan dan sebagai bentuk khusus interaksi konkret antara seseorang dengan obyek. Aktivitas merupakan pilihan yang teguh, mantap terhadap obyek, walaupun terdapat berbagai alternatif obyek yang dapat dipilih. Interaksi ini dinyatakan dalam bentuk kognitif, emosional, dan nilai-nilai yang bersifat subyektif. Minat adalah salah satu aspek tingkah laku afektif yang memiliki ciri-ciri seperti bersosialisasi dengan aktivitas, bersifat tetap dan terus menerus, mempunyai intensitas dan kecenderungannya untuk menerima atau menolak untuk melakukan suatu aktivitas.
Menurut Reily dan Lewis minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Sedangkan Woolfolk menjelaskan bahwa apabila seseorang menaruh perhatian pada suatu obyek yang disenanginya, maka orang tersebut cenderung berhubungan lebih aktif dengan obyek tersebut. Semakin dekat atau kuat hubungan tersebut, maka semakin besarlah minatnya. Baller dan Charles mengatakan bahwa minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa lebih menyukai sesuatu hal dari pada hal yang lainnya, dapat juga dimanifestasikan melalui partisipasi dalam bentuk suatu kegiatan.
Minat seseorang tergantung pada perhatian, rasa ingin tahu, kebutuhan dan seleksi untuk memilih kegiatan yang disenanginya. Padahal minat merupakan elemen dalam keberhasilan seseorang. Jika seseorang berminat terhadap suatu mata pelajaran, sehingga seluruh perhatian, rasa ingin tahu dan kebutuhan pada suatu mata pelajaran akan semakin tinggi, maka akan semakin tinggi pula keberhasilannya dalam belajar. Minat siswa dalam belajar memiliki hubungan positif dengan hasil belajar suatu mata pelajaran. 
Semakin tinggi minat siswa dalam belajar maka semakin tinggi pula hasil belajarnya. Sebaliknya semakin rendah minat siswa dalam belajar, maka semakin rendah pula hasil belajarnya. Kemudian minat siswa dalam belajar dapat direalisasikan dalam suatu tindakan dengan meningkatkan berbagai dimensi minatnya dalam kegiatan belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang tinggi. Demikian pula sebaliknya, hasil belajar akan menurun apabila siswa tidak dapat meningkatkan berbagai dimensi minat dalam kegiatan belajarnya.  

2.      Faktor Eksternal
a)            Keluarga (orang tua)
Bahkan hingga dewasa faktor orang tua masih mempengaruhi keberhasilan belajar mahasiswa. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian atau bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya orang tua, cara mendidik anak terhadap orang tua, semua itu mempengaruhi  carabelajar mahasiswa.
b)            Kampus
Beberapa arti dari pengertian kampus itu sendiri baik itu dari segi perbedaannya maupun pengertiannya. kampus merupakan sebuah lembaga yang didalamnya terdapat gedung-gedung dan orang-orang yang memiliki pola pikir seorang yang berpendidikan. dengan bermacam-macam pola pikir yang disatukan dengan di sebut baik itu mahasiswa maupun juga dosen, dll.
Pendidikan di Universitas dan Fakultas sangat berbeda dengan SMA. Di Universitas sistem pelajaran dikenal dengan SKS (sebagian besar). Apa itu SKS? Sks adalah kepanjangan dari Sistem Kredit Semester, sederhananya apabila dalam satu mata kuliah bernilai 2 sks berarti pelajaran tersebut bernilai 2 jam pertemuan kuliah dan 2 jam belajar mandiri bagi mahasiswa tersebut. Pembayaran di universitas juga dilakukan berdasarkan jumlah sks yang kita ambil.
Penentuan nilai yang ada di universitas adalah sistem A,B,C,D,E. Setiap nilai tergantung dari kebijakan masing-masing Universitas/Fakultas. Nah kalo hasil studinya dinilai berdasarkan IP (indeks prestasi) makin besar IP yang kita miliki maka hasil nilai kita semakin baik, biasanya maksimal IP adalah 4,0.
Untuk sistem belajarnya. Kalo di Universitas kalian dituntut untuk mau dan bisa belajar sendiri dan tidak selalu tergantung pada Guru (dosen). Dosen biasanya memberikan materi lengkap maupun sebagian yang sisanya kita perdalam sendiri melalui membaca buku maupun mencari sendiri di Internet.
·               Dosen
Dosen memiliki peran dalam terlaksananya system PBL (Problem Solving Learning). Peran dosen dalam PBL tidak lagi hanya sebagaiseorang pengajar namun juga berperan sebagai fasilitator atau tutor dalam diskusi tutorial. Tutor berfungsi sebagai fasilitator dalam pembelajaran PBL. Terdapat beberapa fungsi utama dosen yaitu menjaga agar proses belajar tetap berjalan, memancing mahasiswa belajar secara mendalam, memastikan semua mahasiswa terlibat dalam proses belajar, memantau kemajuan belajar dari tiap-tiap anggota kelompok, dan memberi tahu hal yang mampu mendorong mahasiswa dalam menggali ilmu.dosen memilki ego-akademis yang tinggi. Aktualisasi seorang dosen jadi dirinya sendiri dengan kepakarannya menjadi tinggi. dosen bisa meningkatkan kualitas pembelajaran mahasiswa sehingga mampu mencapai sasaran mutu program studi dan perguruan tingginya 
Dosen berperan sebagai fasilitator dan motivator, sedangkan mahasiswa berperan sebagai pelaku  pembelajar aktif dan mandiri. Kedudukan dosen bukan satu-satunya sumber materi pembelajaran namun sebagai salah satu   sumber materi pembelajaran,  dan kedudukan mahasiswa sebagai pengguna materi pembelajaran.
Jika setiap dosen pengajar menyusun sasaran mutu pembelajaran yang dilakukan di setiap semester maka secara keseluruhan proses di suatu program studi dapat diketahui. Berdasar sasaran mutu pembelajaran ini maka program studi mampu menilai tingkat keberhasilan proses pembelajaran semua mata kuliah yang diselenggarakan.  Bila semua dosen telah me-lakukan demikian, sasaran mutu pembelajaran ini dapat ditingkatkan lagi menjadi sasaran mutu pembelajaran untuk program studi. Selanjutnya, ke tingkat fakultas dan pada akhirnya ke tingkat universitas. Di sinilah letak peran dosen dalam meningkatkan capaian sasaran mutu universitas atau perguruan tinggi. Dengan kata lain, peran dosen dalam meningkatkan capaian sasaran mutu universitas diawali dengan menyusun sasaran mutu pembelajaran mata kuliah yang diampunya.  Sasaran mutu pembelajaran ini perlu dituangkan dalam pedo-man perkuliahan untuk mahasiswa, hal ini dimaksudkan agar mahasiswa pun mengetahui dan mampu melakukan kontrol terhadap dosen dalam mengajar.
·               Mata Kuliah
Tatanan ilmu yang di tempuh oleh mahasiswa, selama masa perkuliahan.
·               Sistem Kredit Semester
Sistem kredit adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan beban studi mahasiswa, beban kerja tenaga pengajar, dan beban penyelenggaraan program lembaga pendidikan dinyatakan dalam kredit .
Semester adalah satuan waktu terkecil untuk menyatakan lamanya suatu program pendidikan dalam suatu jenjang pendidikan. Satu semester setara dengan 16-19 minggu kerja.Satuan kredit semester adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan besarnya beban studi mahasiswa, besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha mahasiswa, besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha kumulatif bagi suatu program tertentu, serta besarnya usaha untuk menyelenggarakan pendidikan bagi perguruan tinggi dan khususnya bagi tenaga pengaja
Dalam sistem kredit, tiap-tiap mata kuliah diberi harga yang dinamakan nilai kredit. Banyaknya nilai kredit untuk mata kuliah yang berlainan tidak perlu sama. Banyaknya nilai kredit untuk masing-masing mata kuliah ditentukan atas besarnya usaha untuk menyelesaikan tugas yang dinyakan dalam program perkuliahan, praktikum, kerja lapangan, maupun tugas lain. Tujuan Khusus:
  •  Untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang cakap dan giat belajar agar dapat menyelesaikan studi dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
  • Untuk memberi kesempatan kepada para mahasiswa agar dapat mengambil mata kuliah yang sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya.
  •  Untuk memberikan kemungkinan agar sistem pendidikan dengan "input"dan "output" jamak dapat dilaksanakan.
  • Untuk mempermudah penyesuaian kurikulum dari waktu ke waktu dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini.
  •  Untuk memberi kemungkinan agar sistem evaluasi kemajuan belajar mahasiswa dapat diselenggarakan dengan sebaik-baiknya.
  • Untuk memungkinkan pengalihan (transfer) kredit antara jurusan, antara bagian, atau antara fakultas dalam suatu perguruan tinggi.
  • Untuk memungkinkan perpindahan mahasiswa dari perguruan tinggi yang satu ke perguruan tinggi yang lain, atau dari satu bagian ke bagian yang lain dalam suatu perguruan tinggi tertentu.
c)            Masyarakat
Masyarakat mempengaruhi keberhasilan mahasiswa. Bila sekitar tempat kita tinggal terdiri dari oran yang berpendidikan maka akan mendorong mahasiswa untuk lebih giat belajar. Seperti halnya masyarakat teman juga memiliki pengaruh yang sama terhadap keberhasilan mahasiswa menempuh pendidikannya.

d)           Prinsip Belajar Diperguruan Tinggi
Pada pembelajaran dalam perguruan tinggi pada biasanya setiap dosen memulai kuliah selalu menyerahkan garis besar perkuliahannya kepada mahasiswa. Dalam garis besar ini sudah tercantum semua kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kuliah itu selama satu semester. Dosen-dosen mengajar dengan banyak buku teks, tetapi tentu tidak semua isi buku di bahas oleh dosen-dosen tersebut. Diantaranya mahasiswa menggali sendiri ilmu yang ada pada buku. Mereka memakai bernagai metode cara belajar dengan bervariasi antara satu dosen dengan dosen yang lainnya. Tampak disini bahwa otoritas dosen sangat menonjol. Masing-masing dosen bebas mengatur hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan perkuliahan, termasuk garis besar perkuliahan juga tidak sama antara dosen dengan dosen yang lainnya. Menurut pengamatan memang tidak ada dosen yang member bantuan khusus terhadap kesulitan belajar pada mahasiswanya, begitu pula tidak pernah ditemukan dosen  melakukan perbaikan perilaku dan hubungan para mahasiswa, sebab perilaku mahasiswa dianggap kelihatan wajar.

 V.               KERANGKA BERFIKIR
Definisi mahasiswa diambil dari suku kata pembentuknya. Maha dan Siswa, atau pelajar yang paling tinggi levelnya. Sebagai seorang pelajar tertinggi, tentu mahasiswa sudah terpelajar, sebab mereka tinggal menyempurnakan pembelajarannya hingga menjadi manusia terpelajar yang paripurna. Mahasiswa juga seorang manusia yang sedang menempuh pendidikan baik pada jenjang Strata 1, Strata 2, ataupun Strata 3. Pendidikan adalah yang utama dan terutama di dalam kehidupan era masa sekarang ini. Sejauh kita memandang maka harus sejauh itulah kita harus memperlengkapi diri kita dengan berbagai pendididikan.
Sangat jelas bahwa mahasiswa sangat dituntut tingkat intelektualnya secara akademik. Adapun tujuan yang sangat fundamental terhadap hal ini yaitu Mahasiswa menempati kedudukan yang khas (Special position) dimasyarakat, baik dalam artian masyarakat kampus maupun diluar kampus. Kekhasan ini tampak pada serentetan atribut yang disandang mahasiswa, misal : intelektual muda, kelompok penekan (Pressure group), agen pembaharu (Agent of change), dan kelompok anti status quo.
Dari paparan ini tentu sudah sangat jelas bahwa mahasiswa dituntu untuk harus bertanggung jawab terhadap akademik, bangsa dan Negara. Sehingga mahasiswa diharapkan dapat membawa peradaban yang lebih baik. Dari pemikiran ini tentu mahasiswa diharapkan dapat menjadi mahasiswa yang ideal bagi  dirinya, keluarganya, agamanya, bangsanya, dan negaranya.
Namun jika mahasiswa dihadapkan kepada tanggung jawab pekerjaan di luar jam perkuliahannya. Tentu hal ini sangat perlu dibahas dimana mahasiswa dituntut harus lebih bekerja keras untuk berkarya di luar lingkungan kampus. Sehingga mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dari perkuliahan  kepada lingkungan masyarakat. Dengan ini maka mahasiswa harus bisabersikap lebih tanggung jawab terhadap pekerjaan dan akademik. Dimana bekerja adalah suatu kegiatan yang melelahkan dan menguras waktu, pikiran dan tenaga.
Dari pemikiran ini terutama menyangkut tujuan dari seorang mahasiswa untuk menjadi mahasiswa yang ideal, maka mahasiswa yang bekerja di luar jam perkuliahan akan lebih meningkatkan kemampuan akademik mahasiswa. Hal ini didasari kepada mahasiswa lebih bersikap bertanggung jawab terhadap akademik dan pekerjaannya.
Secara jelasnya, ketika seorang mahasiswa dihadapkan kepada tanggung jawab yang lebih besar, maka mahasiswa itu dapat mandiri dalam mengurusi hidupnya. Dan hal ini tentu berimplikasi kepada nilai akademiknya, karena nilai akademik merupakan tanggung jawab yang harus dipikul. Disini letak tujuan dari mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmunya ke dalam masyrakat  dalam bentuk pekerjaan. Sehingga mahasiswa berbaur dengan kehidupan masyarakat dan lebih mengetahui akan produk akademik yang diinginkan oleh masyarakat.

VI.               HIPOTESIS
Berdasarkan pendeskripsian sebelumnya, maka penulis telah mendapat gambaran umum dan masih sangat sederhana tentang Tingkat Prestasi Mahasiswa yang Bekerja di Luar Jam Perkuliahan. Hasil sementara menunjukkan bahwa ternyata Prestasi Pada Mahasiswa yang Bekerja di Luar Jam Perkuliahan adalah baik.





No comments:

Post a Comment