Pages

Wednesday, 21 October 2015

Tidur Siang Dan Reward Dapat Membantu Proses Belajar


Tidur siang bukan merupakan suatu hal baru lagi bagi kita. Banyak dari kita tentunya telah mengetahui bahwa tidur siang membawa banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Tubuh manusia bekerja secara sistematis dan mampu melakukan banyak hal untuk mendukung kegiatan yang dilakukan oleh manusia.
Namun, tidak seperti mesin, tubuh kita membutuhkan istirahat yang cukup, untuk dapat kembali bekerja dengan baik. Di samping mengistirahatkan anggota tubuh kita, dengan tidur ternyata tubuh manusia melakukan hal-hal yang tidak kita sadari, salahsatunya adalah merefresh memory atau ingatan kita tentang kegiatan tertentu yang kita lakukan sebelum tidur.
Sebuah penelitian terbaru menyatakan bahwa tidur siang yang cukup dan apabila dikombinasikan dengan pemberian perhargaan atau imbalan (Reward) dalam proses belajar, akan membantu memperkuat ingatan manusia terhadap ilmu baru yang dipelajari, serta meningkatkan kemampuan ingatan manusia itu sendiri.
Penemuan atas hasil study, di Universitas Genewa, yang di terbitkan dalam jurnal eLife bulan October 2015, menyatakan bahwa ingatan terhadap materi pembelajaran yang di bantu dengan imbalan (reward) dalam proses belajar, secara luarbiasa di perkuat oleh tidur siang. Bahkan tidur siang dalam waktu yang singkat setelah proses belajar sekalipun, dapat sangat membantu memori manusia untuk mengingat hal yang telah di pelajari.
Dr. Kinga Igloi, ketua tim peneliti dari Universitas Genewa, menyatakan bahwa Imbalan (Reward) berperan sebagai segel, yang mengunci informasi yang masuk kedalam ingatan manusia, selama proses belajar. Dr. Kinga Igloi menambahkan bahwa selama manusia tidur, informasi yang masuk selama proses belajar secara menguntungkan diperkuat oleh informasi yang datang bersama imbalan yang rendah (Low Reward) sekalipun, dan kemudian informasi yang telah diperkuat tersebut ditransferkan ke area di otak manusia yang terhubung dengan memori jangka panjang (Long Term Memory). “Penelitian kami juga relevan untuk memahami fenomena luarbiasa bahwa orang yang tidur hanya dalam waktu yang singkat pun bisa mendapatkan prestasi dari hasil belajarnya.” Dr. Kinga Igloi melanjutkan.

Tiga puluh satu relawan yang sehat fisik dan mental, secara acak dibagi kedalam dua kelompok, yaitu kelompok yang diberikan waktu tidur dan kelompok yang tidak diberikan waktu tidur. Respon dan sensivitas kedua kelompok tersebut terhadap pemberian imbalan (Reward), dianggap sama. Otak para peserta dipindai, sementara mereka dilatih untuk mengingat pasangan-pasangan gambar. Ada delapan urutan pasangan gambar yang ditunjukkan kepada mereka. Para relawan tersebut di beritahu bahwa dari delapan pasangan kartu yang ditunjukkan ada empat pasang kartu diberikan imbalan (Reward) tinggi.
Setelah diberikan waktu jeda 90 menit, baik itu yang diberikan waktu untuk maupun yang hanya beristirahat saja, ingatan kedua kelompok tersebut terhadap pasangan-pasangan gambar yang telah ditunjukkan di uji dan mereka diminta untuk member nilai terhadap keyakinan mereka dalam memberikan jawaban yang benar. Tiga bulan berikutnya, semua peserta yang telah diuji, kembali diminta untuk kembali di test dalam kondisi yang sama.
Kinerja kedua kelompok dalam mengingat terlihat lebih baik pada pasangan kartu yang di berikan imbalan (Reward) yang tinggi, tetapi kelompok yang diberikan waktu tidur, lebih baik dalam mengingat pasangan kartu. Selama test kedua tiga bulan kemudian, peserta yang tidur setelah mempelajari pasangan kartu, sangat jelas terlihat lebih baik mengingat kartu-kartu yang di berikan Reward tinggi. Peserta yang tidur pun terlihat lebih yakin dalam memberikan jawaban yang benar, bahkan setelah tiga bulan kemudian.
Pindai MRI pada otak peserta, menunjukkan bahwa peserta yang tidur mengalami aktifitas yang lebih besar pada Hippocampus, yaitu suatu area kecil pada otak yang membentuk memori. Hal ini berkolerasi dengan lompatan pada aktifitas otak, yang disebut Low Spindles. Setelah tiga bulan, kelompok yang tidur juga menunjukkan peningkatan konektivitas antara Hippocampus, Korteks Prefrontal Medial  dan Striatum, yaitu bagian pada otak yang terlibat dalam proses penguatan memori dan pengolahan informasi Reward.
“Kami telah mengetahui bahwa tidur dapat membantu memperkuat ingatan, tetapi kami menemukan hal baru yaitu tidur membantu kita untuk menyeleksi dan mempertahankan informasi yang memiliki Reward tinggi.” Kata Dr. Kinga Igloi. “Hasil penelitian ini menjadi masuk akal, karna bahwasanya dalam proses konsolidasi memori, otak harus memprioritaskan informasi yang berperan penting terhadap kesuksesan dan kelangsungan hidup manusia” dia menambahkan.

No comments:

Post a Comment