Menurut Bimo Walgito (2005:110), perhatian merupakan pemusatan
atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu
objek atau sekumpulan objek. Jika individu sedang memperhatikan sesuatu, ini
berarti bahwa seluruh aktivitas individu dicurahkan atau dikonsentrasikan
kepada benda tersebut tetapi, disamping itu individu juga dapat memperhatikan
banyak objek sekaligus dalam suatu waktu. Jadi yang dicakup bukanlah hanya satu
objek tetapi sekumpulan objek – objek.
Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik
dan hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam belajar. Menurut
Sumadi Suryabrata (2000:14), perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang
menyertai suatu aktivitas yang dilakukan. Aktivitas yang disertai dengan
perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya pun akan lebih tinggi. Hal
tersebut terjadi karena individu tersebut menaruh minat pada suatu aktivitas
sehingga memberikan perhatian yang besar dan tidak segan untuk mengorbankan
waktu serta tenaga demi aktivitas tersebut.
Atensi atau perhatian adalah pemrosesan secara sadar sejumlah
kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi
didapatkan dari penginderaan, ingatan maupun proses kognitif lainnya, proses
atensi membantu efisiensi penggunaan sumberdaya mental yang terbatas, yang
kemudian akan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsang tertentu. Perhatian
timbul dengan adanya pemusatan kesadaran terhadap sesuatu. Obyek yang menjadi
sasaran bisa saja hal – hal yang ada didalam diri setiap individu, misalnya :
tanggapan, pengertian, perasaan dan hal hal yang berada diluar individu, seperti;
keadaan alam, keadaan masyarakat, sosial ekonomi dan sebagainya.
2. Jenis – Jenis Perhatian
Menurut Sumadi Suryabrata (2004:14), jenis perhatian adalah
sebagai berikut:
·
Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang
menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin, maka dibedakan menjadi; Perhatian
Intensif dan Perhatian Tidak Intensif. Makin banyak kesadaran yang menyertai
sesuatu aktivitas atau pengalaman batin berarti makin intensiflah perhatiannya.
Selain itu semakin intensif perhatian yang menyertai sesuatu aktivitas akan
makin sukseslah aktivitas tersebut.
·
Atas dasar cara timbulnya, perhatian dibedakan menjadi; Perhatian
Spontan (perhatian tak sekehendak/ perhatian tak sengaja) dan Perhatian
Sekehendak (perhatian disengaja,/ perhatian refleksif). Perhatian spontan timbul
begitu saja, seakan – akan tanpa usaha, tanpa disengaja, sedangkan perhatian
sekehendak timbul karena usaha dan kehendak.
·
Atas dasar obyek yang dikenai perhatian, perhatian dibedakan
menjadi; Perhatian Terpencar (distributive) dan Perhatian Terpusat
(konsentratif). Perhatian terpancar pada suatu saat dapat tertuju kepada
bermacam – macam obyek. Perhatian terpusat pada suatu saat hanya dapat tertuju
kepada obyek yang sangat terbatas.
Perhatian merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran yang
menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran
terhadap suatu obyek. Sumber daya mental manusia yang terbatas untuk memproses
suatu rangsangan membutuhkan bantuan untuk mempercepat proses waktu reaksi.
Mengarahkan pada suatu informasi tertentu akan mempercepat proses mental
mengolah suatu ransangan. Misalnya dalam mengemudi, atensi yang menaarahkan
pengemudi pada situasi jalan raya akan mempercepat reaksinya menginjak pedal
rem jika menghadapi situasi membahayakan. Atensi juga terpengaruh oleh
perbedaan usia, terutama pada masa anak.
Menurut Bino Walgito (2005:112), ada bermacam – macam perhatian
yaitu:
a. Ditinjau dari segi
timbulnya perhatian, perhatian dapat dibedakan menjadi; Perhatian Spontan dan
Perhatian Tidak Spontan.
·
Perhatian spontan yaitu perhatian yang timbul dengan sendirinya,
timbul dengan secara spontan. Perhatian ini erat hubunganya dengan minat
individu. Apabila individu telah mempunyai minat terhadap suatu objek maka
terhadap obyek tersebut biasanya timbul perhatian yang spontan.
·
Perhatian tidak spontan, yaitu perhatian yang ditimbulkan dengan
sengaja, karena itu harus ada kemauan untuk menimbulkannya.
b. Dilihat dari banyaknya obyek
yang dapat dicakup oleh perhatian pada suatu waktu, perhatian dapat dibedakan
menjadi; Perhatian Sempit dan Perhatian Yang Luas.
·
Perhatian yang sempit, yaitu perhatian individu pada suatu waktu
hanya dapat memperhatikan satu obyek.
·
Perhatian yang luas, yaitu perhatian individu yang pada suatu
waktu dapat memperhatikan banyak obyek sekaligus.
c. Dilihat dari fluktuasi
perhatian, perhatian dapat dibedakan menjadi; Perhatian Statis dan Perhatian
Yang Dinamis.
· Perhatian yang statis yaitu individu dalam waktu tertentu dapat
dengan statis atau tetap perhatiannya tertuju kepada obyek tertentu.
· Perhatian yang dinamis, yaitu individu dapat memindahkan
perhatiannya secara lincah dari satu obyek ke obyek lain.
d. Dilihat berdasarkan
keadaannya terbagi menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut:
Macam – macam perhatian atas dasar intensitasnya, dibedakan
menjadi;
·
Perhatian Intensif, yaitu perhatian yang banyak dikuatkan oleh
banyaknya rangsangan atau keadaan yamg menyertai aktifitas atau pengalaman
batin.
·
Perhatian Tidak Intensif, yaitu perhatian yang kurang di perkuat
oleh rangsangan atau beberapa keadaan yang menyertai aktifitas atau pengalaman
batin.
Macam – macam perhatian atas dasar timbulnya atau menurut cara
kerjanya;
·
Perhatian Spontan, yaitu perhatian yang tidak sengaja atau tidak
sekehendak.
·
Perhatian Refleksif, yaitu perhatian yang di sengaja atau
sekehendak subjek.
Macam – macam perhatian atas dasar objek yang di kenai perhatian:
·
Perhatian Terpencar (Distibrutif), yaitu perhatian yang pada suatu
saat tertuju pada lingkup objek yang luas atau terjadi pada bermacam-macam
objek.
·
Perhatian Terpusat (Konsentratif), yaitu perhatian yang tertuju
pada lingkup objek yang sangat terbatas.
Pengamatan ialah proses mengetahui objek – objek dan peristiwa –
peristiwa yang objektif melalui keinderaan (Chaplin, 1985). Proses pengamatan
adalah satu proses yang menggunakan input keinderaan dan menukarkannya kepada
kod – kod yang lebih abstrak. Kod – kod ini terbentuk dalam sistem saraf dimana
tenaga fizikal disimpan (Best, 1999).
Pengamatan ialah suatu fenomena dimana keterkaitan diantara
rangsangan dengan pengalaman adalah jauh lebih kompleks daripada fenomena yang
terdapat didalam keinderaan. (Atkinson dan Hilgard, 1983).
Menurut Sekuler dan Blake (1994), pengamatan merangkum
penterjemahan urutan peristiwa – peristiwa secara terus - terusan dari dunia
fizikal luar penerima kepada corak aktivitis yang terdapat di dalam sistem
saraf penerima, kemudian berakhir dengan pengalaman dan gerak balasnya terhadap
peristiwa tersebut. Oleh sebab itu, sebagai proses pengamatan, seseorang
hendaklah mengetahui komponen – komponen yang terkandung di dalam urutan peristiwa
– peristiwa yang berkaitan dan cara komponen itu berinteraksi.
Gibson (1969) mendefinisikan pengamatan dari segi fungsinya yaitu
sebagai suatu proses dimana maklumat tentang dunia sekitar diperoleh secara
langsung. Pengamatan memiliki aspek fenomena yaitu kesadaran terhadap peristiwa
– peristiwa yang sedang berlaku di sekitar dan juga mempunyai aspek gerak
balas. Ia melibatkan proses pembedaan dan pemilihan gerak balas terhadap
rangsangan.
Menurut Agus Sujanto dalam bukunya yang berjudul Psikologi Umum mengatakan
bahwa pengamatan dalam psikologi adalah proses mengenal dunia luar dengan
menggunakan indera. Mengamati sesuatu dengan menggunakan alat – alat indra
kita.
2. Jenis – Jenis Pengamatan
Secara umumnya terdapat 3 jenis pengamatan yaitu pengamatan
ikonik, pengamatan ekoik dan pengamatan kinestatik. Pengamatan ikonik dan ekoik
juga dapat menerangkan ingatan ikonik dan ekoik.
Pengamatan ikonik atau pengamatan visual melibatkan indera
penglihatan. Banyak kajian menunjukkan bahwa maklumat yang diterima oleh
pengamatan ikonik dapat dipersembahkan dengan tepat tetapi akan berangsur pudar
jika tidak dialihkan kepada proses seterusnya.
Sperling (1960) menjalankan satu kajian di mana subjek diminta
mengingat sembilan huruf dalam masa 0.05. Subjek hanya berjaya melaporkan lima
huruf. Sperling berpendapat bahawa apabila subjek diminta mengingat sesuatu,
mereka sebenarnya hannya mengingat sesuatu yang mereka lihat. Rupa visual yang
dilihat mungkin mengandung lebih daripada apa yang mereka ingat. Subjek juga
memerlukan masa yang lebih lama untuk mengamati huruf-huruf tersebut supaya
tidak pudar sebelum dilaporkan.
Pengamatan ekoik atau pengamatan auditori melibatkan indera
pendengaran. Pengamatan ekoik juga seperti pengamatan ikonik di mana input
keinderaan hanya dapat disimpan untuk jangka waktu yang singkat. Maklumat yang
terkandung di dalam sebagian ucapan, musik dan bunyi – bunyian yang lain tidak
bermakna kecuali ia diletak di dalam satu konteks. Satu eksperimen yang hampir
sama dengan Sperling telah dijalankan oleh Darwin, Turvey dan Crowder (1972).
Subjek diperdengarkan tiga seri nomor yang berbeda dari tiga arah yang
berlainan yaitu, kanan, kiri dan hadapan. Mereka mendapati penambahan waktu
pendengaran membolehkan subjek mengingat bunyi dari arah yang sama dengan lebih
banyak. Ternyata ingatan ekoik akan lebih jelas pada saat pertama dan kedua,
serta semakin pudar dalam masa lebih kurang empat saat.
Pengamatan ini melibatkan indera rasa, bau dan sentuhan yang
berfungsi untuk menyeimbangkan pengamatan ikonik dan ekoik.
1. Pengertian Alat Indera
Alat indra adalah alat – alat tubuh yang berfungsi mengetahui
keadaan luar. Alat indra manusia sering disebut panca indra, karena terdiri
dari lima indra yaitu indra penglihat (mata), indra pendengar (telinga), indra
pembau/ penciuman (hidung), indra pengecap (lidah) dan indra peraba (kulit).
a. Indra Penglihatan
(Mata)
Mata terdiri dari otot mata, bola mata dan saraf mata serta alat
tambahan mata yaitu alis, kelopak mata, dan bulu mata. Alat tambahan mata ini
berfungsi melindungi mata dari gangguan lingkungan. Alis mata berfungsi untuk
melindungi mata dari keringat, kelopak mata melindungi mata dari benturan dan
bulu mata melindungi mata dari cahaya yang kuat, debu dan kotoran. Adapun
fungsi dari bagian – bagian indra penglihatan adalah sebagai berikut:
·
Kornea mata berfungsi untuk menerima rangsangan cahaya dan
meneruskannya ke bagian mata yang lebih dalam.
·
Lensa mata berfungsi meneruskan dan memfokuskan cahaya agar
bayangan benda jatuh ke lensa mata.
·
Iris berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke
mata.
·
Pupil berfungsi sebagai saluran masuknya cahaya.
·
Retina berfungsi untuk membentuk bayangan benda yang kemudian
dikirim oleh saraf mata ke otak.
·
Otot mata berfungsi mengatur gerakan bola mata.
·
Saraf mata berfungsi meneruskan rangsang cahaya dari retina ke
otak.
b. Indra Pendengar (Telinga)
Indra pendengar adalah telinga yang terdiri dari :
·
Telinga bagian luar yaitu daun telinga, lubang telinga dan liang
pendengaran.
· Telinga bagian tengah terdiri dari gendang telinga, 3 tulang
pendengar ( martil, landasan dan sanggurdi) dan saluran eustachius.
· Telinga bagian dalam terdiri dari alat keseimbangan tubuh, tiga
saluran setengah lingkaran, tingkap jorong, tingkap bundar dan rumah siput
(koklea).
Adapun fungsi dari bagian – bagian indra pendengaran adalah
sebagai berikut:
· Daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran berfungsi
menangkap dan mengumpulkan gelombang bunyi.
· Gendang telinga berfungsi menerima rangsangan bunyi dan
meneruskannya ke bagian yang lebih dalam.
· Tiga tulang pendengaran ( tulang martil, landasan dan sanggurdi)
berfungsi memperkuat getaran dan meneruskannya ke koklea atau rumah siput.
· Tingkap jorong, tingkap bundar, tiga saluran setengah lingkaran
dan koklea (rumah siput) berfungsi mengubah impuls dan diteruskan ke otak. Tiga
saluran setengah lingkaran juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh.
·
Saluran eustachius menghubungkan rongga mulut dengan telinga
bagian luar.
Adapun fungsi dari bagian – bagian indra pembau adalah sebagai berikut:
·
Lubang hidung berfungsi untuk keluar masuknya udara.
·
Rambut hidung berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ketika
bernapas.
·
Selaput lendir berfungsi tempat menempelnya kotoran dan sebagai
indra pembau.
·
Serabut saraf berfungsi mendeteksi zat kimia yang ada dalam udara
pernapasan.
·
Saraf pembau berfungsi mengirimkan bau-bauan yang ke otak.
d. Indra Pengecap (Lidah)
Bagian lidah yang berbintil – bintil disebut papila adalah ujung
saraf pengecap. Setiap bintil – bintil saraf pengecap tersebut mempunyai
kepekaan terhadap rasa tertentu berdasarkan letaknya pada lidah. Pangkal lidah
dapat mengecap rasa pahit, tepi lidah mengecap rasa asin dan asam serta ujung
lidah dapat mengecap rasa manis.
Dengan kulit kita dapat merasakan sentuhan. Bagian indra peraba
yang paling peka adalah ujung jari, telapak tangan, telapak kaki, bibir dan
alat kemaluan.Adapun fungsi dari bagian – bagian indra peraba adalah sebagai
berikut:
· Kulit ari berfungsi mencegah masuknya bibit penyakit dan mencegah
penguapan air dari dalam tubuh.
·
Kelenjar keringat berfungsi menghasilkan keringat.
·
Lapisan lemak berfungsi menghangatkan tubuh.
·
Otot penggerah rambut berfungsi mengatur gerakan rambut.
·
Pembuluh darah berfungsi mengalirkan darah keseluruh tubuh.