Pages

Friday, 11 September 2015

Aliran Psikoanalisa

Dalam dunia Psikologi di kenal 7 aliran utama, diantaranya: Psikoanalisa, Behaviour, Gestalt, Struktualisme, dan Humanistik. Kali ini kita akan sedikit membahas tentang aliran yang diprakarsai oleh Sigmund Freud, yaitu Psikoanalisa.

Aliran  Psikoanalisa
Psikoanalisa adalah cabang ilmu yang di kembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku Psikologis Manusia. Sigmund Freud dilahirkan di Moravia pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Pada mulanya istilah Psikoanalisa dan Psikoanalisis Freud sama artinya. Beberapa pengikut Freud dikemudian hari menyimpang dari ajarannya dan memilih suatu nama baru untuk menunjukkan ajaran mereka. Contoh yang paling umum adalah Carl Gustav Jung dan Alfred Adler, yang menciptakan nama "Psikologi Analitis" dan "Psikologi Individual" bagi ajaran mereka masing-masing.

Aliran ini pertama kali muncul pada sekitar abad 19, yang dipelopori oleh Sigmund Freud (1856-1939) ketika dia sedang menangani seorang pasien Neorotik atau pasien yang mempunyai ciri mudah cemas, disebabkan oleh konflik yang terjadi pada saat seorang masih amat kecil, kemudian direpresi/ditekan (didorong masuk dari kesadaran ke alam tak sadar) seorang tokoh yang mungkin lebih tepat dikatakan sebgai pencetus psikodinamik. Namun demikian konsep pemikirannya tentang ketidaksadaran telah banyak mengilhami para ahli psikologi analisis yang hidup setelahnya. Freud adalah seoarang psikiatris yang menaruh perhatian besar pada pengertian dan pengobatan gangguan mental. Ia sedikit sekali menaruh minat terhadap problem-problem tradisional Psikologi Akademis seperti; sensasi, persepsi, berfikir dan kecerdasan karena itu ia mengabaikan problem kecerdasan dan mengarahkan usahanya untuk memahami dan menerangkan apa yang diistilahkannya sebagai ketidaksadaran.

Teori yang dicetuskan oleh Freud tentang kepribadian, mencoba menjelaskan tentang Normalitas dan Abnormalitas psikol
ogis dan perawatan terhadap orang-orang yang tidak normal. Menurut teori ini sumber utama konflik dan gangguan mental terletak pada ketidaksadaran, karena itu untuk mempelajari gejala-gejala ini, Freud mengembangkan teori Psikoanalisis yang sebagian besar didasarkan pada interpretasi “arus pikiran pasien yang diasosiasikan secara bebas” dan analisis mimpi.

Menurut Freud, “Dorongan-dorongan, komponen-komponen kepribadian, ingatan akan pengalaman masa kanak-kanak dan konflik psikologis yang mengerikan cenderung tidak disadari”. Dalam formulasi-formulasi Freud “dorongan seksual” memainkan peranan penting secara khusus. Karena, menurut Freud “Dorongan seksual melahirkan sejumlah energi psikis yang disebut libido untuk perilaku dan aktivitas jiwa” energi psikis tersebut sejajar dengan fisik walupun berbeda diantara keduanya. bila dorongan seksual dipuaskan, maka energi psikis membentuk kekuatan yang menekan, seperti air dalam selang yang tersumbat. Konflik-konflik yang terjadi pada seseorang akan meningkatkan ketegangan, bila seseorang ingin hidup normal, maka ketegangan tersebut harus dikurangi atau dihilangkan.

1.      Konsep psikianalisa
Psikologi adalah salah satu disiplin ilmu yang berupaya menjelaskan perilaku manusia. Tetapi perlu dipahami bahwa di dalam disiplin psikologi ini terdapat banyak cabang yang meski sama-sama menjelaskan faktor-faktor determinan perilaku manusia, namun tak jarang bertolak belakang secara ekstrem. Salah satu titik ekstrem adalah aliran behavioristik, beserta derivatnya, yang berkeyakinan bahwa segala macam perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar dirinya yang disebutnya stimulus. Tujuan perilaku manusia adalah merespon stimulus ini. Sedangkan di ujung lainnya berdiri aliran Psikoanalisa yang dikomandani oleh Sigmund Frued, beserta derivatnya. Aliran ini berasumsi bahwa energi penggerak awal perilaku manusia berasal dari dalam dirinya yang terletak jauh di alam bawah sadar. Di antara kedua ekstrem tersebut bercecer aliran-aliran lain yang merupakan konvergensi dari kedua ekstrem tersebut.

2.Perilaku dari sudut pandang psikoanalisa
Sebagaimana tubuh fisik yang mempunyai struktur : kepala, kaki, lengan dan batang tubuh, Sigmund Frued, berkeyakinan bahwa jiwa manusia juga mempunyai struktur, meski tentu tidak terdiri dari bagian-bagian dalam ruang. Struktur jiwa tersebut meliputi tiga instansi atau sistem yang berbeda. Masing-masing sistem tersebut memiliki peran dan fungsi sendiri-sendiri. Keharmonisan dan keselarasan kerja sama di antara ketiganya sangat menentukan kesehatan jiwa seseorang. Ketiga sistem ini meliputi : Id, Ego, dan Superego.

3.      Persepsi tentang sifat manusia
Menurut Sigmund Freud, perilaku manusia itu ditentukan oleh kekuatan irrasional yang tidak disadari dari dorongan biologis dan dorongan naluri psikoseksual pada masa enam tahun pertama dalam kehidupannya. Hal ini menunjukkan aliran teori Freud tentang sifat manusia pada dasarnya adalah deterministik.

Namun menurut Gerald Corey mengutip perkataan Kovel, dengan tertumpu pada dialektika antara sadar dan tidak sadar, determinisme yang telah dinyatakan pada aliran Freud luluh. Ajaran psikoanalisis menyatakan bahwa perilaku seseorang itu lebih rumit dari pada apa yang dibayangkan pada orang tersebut.

Freud memberikan indikasi bahwa tantangan terbesar yang dihadapi manusia adalah bagaimana mengendalikan dorongan agresif itu dimana rasa resah dan cemas seseorang itu ada hubungannya dengan kenyataan bahwa mereka tahu umat manusia itu akan punah.

4.      Perampungan tingkat psikoseksuil
Kematangan pribadi bergantung pada keberhasilan yang diperoleh dalam perampungan (tingkatpsikoseksuil) yang terdiri dari: Tingkatoral, terjadi pada tahun pertama Tingkat Anal, terjadi 3 atau 4 tahun Tingkat Phalik: terjadi sekitar umur 5-7 tahun
a.    Kompleks Oedipus,
b.   Kompleks elektra Tingkat latensi,
Terjadi pada usia 8-12 tahun Tingkat genital, mulai pada permulaan pubertas dan berlangsung terus sampai dewasa.

5.      Kesadaran dan ketidaksadaran
Pemahaman tentang kesadaran dan ketidaksadaran manusia merupakan salah satu sumbangan terbesar dari pemikiran Freud. Menurutnya, kunci untuk memahami perilaku dan problema kepribadian bermula dari hal tersebut. Ketidakasadaran itu tidak dapat dikaji langsung, karena perilaku yang muncul merupakan konsekuensi logisnya.
Menurut Gerald Corey, bukti klinis untuk membenarkan alam ketidaksadaran manusia dapat dilihat dari hal-hal berikut, seperti:
a.       Kekeliruan
Seperti salah-ucap,salah-baca,lupa,salah-tindak.
b.      Mimpi-mimpi
Sewaktu orang tidur, tenaga sensor menjadi kendor; sehingga memungkinkan dorongan, harapan dan nafsu-nafsu yang didorongkan dalam ketidaksadaran itu menyelinap ke dalam kesadaran dalam bentuk mimpi.
c.       Neurosa
Kompleks-kompleks terdesak dapat juga memanifeskan diri dalam simptom-simptom patologis (sakit).
d.      Sublimasi
Sublimasi merupakan pengantian dan penghilangan kompleks-kompleks terdesak dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.

Sedangkan kesadaran itu merupakan suatu bagian terkecil atau tipis dari keseluruhan pikiran manusia. Hal ini dapat diibaratkan seperti gunung es yang ada di bawah permukaan laut, dimana bongkahan es itu lebih besar di dalam ketimbang yang terlihat di permukaan. Demikianlah juga halnya dengan kepribadian manusia, semua pengalaman dan memori yang tertekan akan di himpun dalam alam ketidaksadaran.

6.      Kecemasan

Gerald Corey mengartikan kecemasan sebagai suatu keadaan tegang yang memaksa kita untuk berbuat sesuatu. Kecemasan berkembang dari konflik antara sistem id, ego dan superego tentang sistem kontrol atas energi psikis yang ada.Fungsinya adalah mengingatkan adanya bahaya datang. Sedangkan menurut Calvin S. Hall dan Lindzey, kecemasan itu ada tiga: kecemasan realita, neurotik dan moral.
a.    Kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada ancaman nyata.
b.     Kecemasan neurotik adalah rasa takut kalau-kalau instink akan keluar jalur dan menyebabkan sesorang berbuat sesuatu yang dapat mebuatnya terhukum, dan
c.    Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral.

7.      Perkembangan kepribadian
Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap.
Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun (dalam A.Supratika), yaitu:
a.     tahap oral: 0 - 12 bulan.
b.    tahap anal: 1-3 tahun.
c.     tahap phalus: 3-6 tahun.
d.    tahap laten: 6-12 tahun.
e.     tahap genital: 12-18 tahun.

No comments:

Post a Comment